Rokan hulu, Tingkap.info - Pemandangan tak wajar mulai terjadi di beberapa ruas jalan lintas dan jalan antar kabupaten di Riau. Diantaranya sepanjang jalan pekanbaru-Rohul kawanan monyet terpaksa turun ke pinggir jalan menunggu uluran tangan manusia.
Kenyataan itu membuat nyilu hati pakar lingkungan Dr.Elviriadi sebagaimana rilis pada media ini Sabtu siang (26/11/22).
"Saya kan semalam ke Tambusai Rohul, pada beberapa titik sepanjang jalan utama kulihat kawanan monyet yang menunggu uluran tangan, sedakah atau sekedar lemparan roti dan kue. Habitatnya musnah, bergelayut di sawit resiko cedera besar, ketiak bisa koyak kena duri, " ucapnya.
Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah itu berharap ada solusi dari pemerintah dan swasta.
"Janganlah sampai segitu kali sebagai sesama makhluk Allah. Monyet itu mau hidup juga. Kasilah sedikit pepohonan sekedar tempat tinggal dan secupak makanan pengalas perut kosong. Itu monyet dah kurus kurus. Andai bisa bicara, mungkin dah terpekik minta tolong dia, " imbuh mantan aktivis mahasiswa.
Akademisi yang kerap jadi ahli di pengadilan itu meminta NGO khusus monyet turun ke serata Riau.
"Kalau tak ada harapan dari pemerintah, ya udah, saye minta tolong NGO Khusus membidangi primata monyet untuk turub gunung. Mohon evakuasi atau tangani bagaimana lah caranya agar monyet itu tidak terus menggelandang dan akhirnya mati kebuluran, " pinta putra selatpanjang.
"Aaaaaaaaaaaccch payah. Demi memperkaya konglomerat dan "petani berdasi", sengsara badan monyet, kuruslah mengkarung, tergusur cacing, terbuanglah biawak, terhempaslah "tungau". Untung Temakol Sungai Apit Cepat Meloncat ke loteng rumah cukong selamat dari abrasi bakau. Kepunan telouw temakol sedekah monyet-laaaaaaaaa, " pungkas peneliti monyet sawit yang rela gundul permanen demi hutan tropis.***
