Pekanbaru, Tingkap.info -- Sikap Gubernur Riau, Edy Natar dalam penanganan tuntutan berbuah konflik yang melibatkan masyarakat Okura dengan PT Surya Intisari Raya (SIR) menjadi perhatian serius Pakar Lingkungan Hidup Dr.Elviriadi.
"Alhamdulillah, pak Gub Edi memilih bersama rakyat. Baru sekali ini dalam sejarah Riau, Gubri memperlihatkan sikap yang jelas dan terukur "ucap alumni UKM Malaysia pada media ini Sabtu (30/12/23).
Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah itu menjelaskan tuntutan plasma sebesar 20% mandatori Undang-Undang.
"Di Okura, Rohil, Rohul dan serata Riau bergema tuntutan plasma 20%. Harus diingat, tuntutan itu mandatori dan amanat UU Perkebunan No.39 Tahun 2014 dan UU Cipta Kerja No.11 tahun 2020. Jadi tak bisa di tawar tawar lagi, " imbuh putra Meranti.
Akademisi yang kerap menjadi saksi ahli itu meminta Tim Gabungan menelaah regulasi terkait.
"Saya dengar Pak Gub sudah bikin tim. Jadi tim itu sebaiknya check kondisi lapangan dan check regulasi. Hasil investigasi saya di beberapa perusahaan, rata rata melebihi ijin. Juga suka mengelak untuk memberikan plasma (hak masyarakat sekitar HGU). Areal konservasi dan green belt tak dibuat, sehingga melanggar diktum "menjaga kelestarian lingkungan" yang tertera dalam SK HGU, "ucapnya.
Elviriadi berharap Pemprov Riau serius dan bekerja hingga tuntas. "Selama ini kan pejabat kita di Riau menghindari aduan semacam ini. Sehingga tak ada pollitical wiil dari pemimpin Riau. Tapi kalau sudah "orang nomor satu" turun gunung, insyaAllah ada kesannya. Berhasil atau tidak, itu nomor sekianlah. Yang penting pejabat Eselon diajak Pak Gub menolong rakyat. Kalau tak gitu, lelamo temakol sungai apit pun meloncat ke pangkuan Cukong seraya bergumam:
"Ayam terjerit Di Atas Batang
Budak Buntat bermain layang
Ade sawit mintaklah sebatang
Hidup melarat, ladang pun dah tumbang
Kepunan telooouww temakol cukooonglaaah, pungkas peneliti gambut yang ikhlas gundul permanen demi hutan tropis.***