Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Pengembangan Pembelajaran Tematik DI Sekolah Dasar

JENDELA INFORMASI
Mei 22, 2024, 00:14 WIB Last Updated 2024-05-21T17:17:57Z

Kurikulum 2013 telah dijalankan diseluruh Indonesia banyak pro dan kontra saat kurikulum 2013 diberlakukan namun hal tersebut lama kelamaan tengelam seiring berjalannya waktu, kurikulum 2013 memuat sistem Pembelajaran tematik yang merangkum beberapa mata pelajaran menjadi satu tema pembelajaran. Apakah saat ini pembelajaran tematik efektif dalam proses belajar mengajar khususnya di Sekolah Dasar?, Selasa (21/05/2024). 


Berdasarkan hasil wawancara kami kepada salah satu guru di SD di Kota Pekanbaru ia menuturkan pada awal penerapan K13 dengan sistem pembelajaran tematik memang sulit, mengingat ia belum mendapatkan sosialisasi tentang bagaimana tata cara pelaksanaan pembelajaran tematik. Setelah ia mendapatkan sosialisasi ia dapat menerapkan walaupun sedikit bingung karena masih menyesuaikan diri terhadap sistem pembelajaran yang baru. Seiring berjalannya waktu pembelajaran tematik terpadu dapat di jalankan dan dimengerti oleh setiap tenaga pendidik.

 
Menurut Muchlisin Riadi Pembelajaran tematik adalah bentuk model pembelajaran terpadu yang menggabungkan suatu konsep dalam beberapa materi, pelajaran atau bidang studi menjadi satu tema atau topik pembahasan tertentu sehingga terjadi integrasi antara pengetahuan, keterampilan dan nilai yang memungkinkan siswa aktif menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik. Pembelajaran tematik lebih berpusat kepada keaktifan siswa dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain sehingga siswa tidak bosan ketika dikelas.


Pada pembelajaran tematik pengajar berperan dalam menumbuhkan semangat bagi peserta didik untuk belajar, melibatkan siswa pada proses kegiatan pembelajaran, memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir taraf tinggi, dapat menggunakan metode serta strategi yang bervariasi dan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Pada aplikasi pembelajaran tematik terpadu sebaiknya membelajarkan peserta didik untuk bisa berinteraksi dengan pengajar, sesama peserta didik dan lingkungan dengan cara belajar berkelompok, serta segera menyampaikan umpan balik. 


Pada pembelajaran tematik tidak hanya menekankan pada akibat namun pula pada proses. Pembelajaran tematik di Kurikulum 2013 menerapkan evaluasi proses, sehingga pada evaluasi pembelajaran tematik tidak hanya satu evaluasi melainkan banyak jenis rubrik penilaian yang digunakan sesuai dengan kompetensi yang diinginkan.


Pembelajaran tematik dikemas dalam bentuk tema yg melibatkan beberapa mata pelajaran serta tersaji dalam satu wadah. pembelajaran tematik ialah salah satu dari contoh-model pembelajaran yg terpadu (integrated instruction) dan menjadi suatu sistem pembelajaran yang menekankan peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara keseluruhan, bermakna, dan autentik. 


Sebagai akibatnya pada kegiatan pembelajaran, peserta didik secara aktif diarahkan untuk terlibat. Hal inilah yg mendasari terbentuknya pembelajaran tematik dan menghilangkan serta menolak proses latihan/hafalan (driil), dan monoton, sebagai dasar untuk menanamkan serta menghasilkan pengetahuan dan struktur intelektual pada anak Sekolah Dasar secara keseluruhan.


Mengidentifikasi beberapa kelemahan pembelajaran terpadu diantaranya bisa dilihat dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut.

 
1. Aspek pengajar, guru wajib berwawasan luas, mempunyai kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi serta berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, pengajar dituntut untuk terus menggali info ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan serta banyak membaca buku agar penguasaan materi ajar tidak terfokus di bidang kajian eksklusif saja.


2. Aspek siswa, Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber isu yg relatif banyak serta bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Jika sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terlambat.

 
3. Aspek Kurikulum, Kurikulum wajib luwes, berorientasi di pencapaian ketuntasan pemahaman siswa (bukan pada pencapaian sasaran penyampaian materi). pengajar perlu diberi wewenang dalam mengembangkan materi, metode, evaluasi keberhasilan pembelajaran siswa.


4. Aspek evaluasi, Pembelajaran terpadu memerlukan cara penilaian yg menyeluruh (komprehensif), yaitu memutuskan keberhasilan belajar siswa dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan.


5. Aspek Suasana Pembelajaran, Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian serta ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. dengan istilah lain, pada saat mengerjakan sebuah tema, maka pengajar berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi campuran tersebut sinkron dengan pemahaman, selera, serta latar belakang pendidikan pengajar itu sendiri.


Piaget mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak mencakup tahapan: (a) sensori-motor, (b) pra operasional, (c) operasional konkrit, dan (d) operasional formal. Anak-anak usia dini (2-8 th) berada di tahapan pra operasional serta operasional konkrit, sebagai akibatnya jika kita merujuk pada teori ini, dalam praktik pembelajaran di kelas hendaknya pengajar memperhatikan perkembangan anak di tahapan ini.

 
Secara spesifik juga para pakar psikologi pendidikan anak mengemukakan bahwa perkembangan anak usia dini bersifat keseluruhan; perkembangan anak bersifat terpadu, di mana aspek perkembangan yang satu terkait erat serta mensugesti aspek perkembangan lainnya. Perkembangan fisik tidak bisa dipisahkan dari perkembangan mental, sosial, serta emosional ataupun kebalikannya, dan perkembangan itu akan terpadu dengan pengalaman, kehidupan, dan lingkungannya.

 
Pembelajaran tematik berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata dan bermakna bagi peserta didik.

 
Tujuan pembelajaran tematik adalah: Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topic tertentu.


Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.


Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam da berkesan. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.

 
Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.

 
Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks yang tema yang jelas.


Guru dapat menghemat waktu, karna mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan. Budi pekerti dapat di tumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.


Sedangkan peranan pembelajaran tematik yaitu: Peserta didik lebih mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topic tertentu Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. Kompetensi berbahasa bisa lebih di kembangkan dengan mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi peserta didik. Peserta didik lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks yang jelas.


Keunggulan Pembelajaran Tematik, Dalam pelaksanaan pembelajaran yang memanfaatkan tema ini,akan di peroleh beberapa manfaat, yaitu: Dapat mengurangi overlapping antara berbagai mata pelajaran, Karena mata pelajaran disajikan dalam satu unit. Menghemat pelaksanaan pembelajaran tematik dilaksanakan secara terpadu antara beberapa mata pelajaran. Anak didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat,bukan tujuan akhir.

 
Keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan lainnya akan menguatkan konsep yang telah dikuasai anak didik, karena didukung dengan pandangan dari berbagai perspektif.

Iklan

iklan