Di Tulis Oleh :
Ulfah Zahiroh, S.Pd
(Guru SMA IT Darul Fikri Boarding School & Mahasiswa Program Studi Pedagogi Sekolah Pascasarjana Universitas Lancang Kuning)
Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan islam yang tumbuh dan berkembang secara mandiri. Pada saat ini keberadaan pondok pesantren sangat memberikan kontribusi dalam menjawab tantangan zaman, akan tetapi dalam perkembangannya pesantren menjadi di lema antara meneruskan peran yang dijalaninya selama ini atau justru harus menyesuaikan diri dengan keadaan pada saat ini yang sedang dihadapkan dengan runtuhnya sendi-sendi moral.
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan di Indonesia memiliki komitmen agar tetap konsisten dalam memberikan pola pendidikan yang mampu melahirkan sumber daya manusia yang mumpuni dalam semua bidang. Perkembangan pesat pondok pesantren saat ini juga menciptakan pehatian pemerintah sebagai tumpuan harapan mereka. Pesantren juga harus berani tampil dan mengembangkan dirinya sebaga pusat keunggulan dalam menghadapi persoalan di masyarakat. selain itu pesantren juga harus mampu membawa pembaharuan-pembaharuan agar dapat dijadikan tolak ukur seberapa jauh pesantren tersebut dapat mengikuti arus sesuai kualifikasi lembaga modern.
Sebuah lembaga modern dalam penerapan pendidikan harus mempunyai komponen yang saling berkaitan. Misalnya seperti visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, pendidik dan kependidikan, sarana dan lain sebagainya. Dalam proses belajar mengajar strategi pembelajaran bukanlah pola-pola kegiatan yang didesain sembarangan, melainkan pola-pola yang disusun melalui pemikiran dan pertimbangan baik buruknya, dampak positif dan negatifnya serta harapan jika strategi yang di terapkan dapat menimbulkan dampak yang luas dan berkelanjutan.
Pada penerapan pondok pesantren saat ini, kurikulum dan strategi belajar yang digunakan masih terikat dibawah naungan Dinas, meskipun begitu pondok pesantren memiliki daya saing tersendiri dalam dunia pendidikan saat ini. Masyarakat menilai strategi pembelajaran yang diterapkan di dunia pesantren lebih unggul dibandingkan dengan pendidikan yang lain. Dan hingga saat ini pondok pesantren juga masih menjadi idola bagi orang tua yang memiliki jam kerja yang cukup padat. Mereka menganggap pondok pesantren mampu menggantikan sebagian peran orang tua dalam membentuk akhlak anak menjadi lebih baik. Begitu juga dengan ilmu pengetahuan yang disajikan dalam dunia kepesantrenan, langsung di integrasikan antara ilmu umum dan ilmu keagamaan.
Dalam proses belajar mengajar strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat dibutuhkan. Dalam penerapannya, pada sekolah SMA yang bernaung dibawah naungan pondok pesanten strategi yang sering digunakan pada pembelajaran sains adalah strategi pembelajaran berbasis masalah. Strategi ini dalam penyelesaian masalah menggunakan cara-cara ilmiah, sehingga terjalin hubungan antara konsep akademis dengan situasi yang terjadi pada dunia nyata. Misalanya permasalahan diambil dari buku teks atau kejadian di lingkungan sekitar pondok pesantren.
Bagi saya strategi ini juga memiliki banyak manfaat diantaranya, akan meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran yang diperoleh peserta didik, dalam pelaksanaan pembelajaran juga bisa menyesuaikan gaya belajar yang digunakan, memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar, serta peserta didik akan lebih kritis saat belajar. Hal ini sesuai dengan yang ditekankan oleh Barrow dan Tamblyn (1980), bahwa pembelajaran berbasis masalah akan membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan analitis melalui pemecahan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur.
Selain itu strategi pembelajaran biasanya juga diterapkan jika seorang guru menginginkan peserta didiknya: 1) Tidak hanya mengingat materi pelajaran saja tapi juga dapat memahaminya dengan baik, 2) Mengembangkan kemampuan menganalisis dan kemampuan mengetahui antara fakta dan pendapat, 3) Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, 4) Tertantang Intelektualnya, 5) Lebih bertanggung jawab dalam belajar, dan 6) Memahami teori yang mereka pelajari dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan nyata.
Adapun langkah-langkah yang biasa saya terapkan dalam pembelajaran berbasis masalah yaitu: kita harus memilih terlebih dahulu masalah yang relevan, bentuk kelompok kecil berkisaran 4-6 orang, peran guru adalah sebagai fasilitator bukan sebagai pengajar, lalu lakukan proses penyelidikan mulai dari mengidentifikasi masalah, pengumpulan informasi, analisis informasi, dan pengembangan solusi. Setelah itu baru masuk pada tahap refleksi dan diskusi, presentasi solusi dan terakhir lakukan evaluasi.
Penggunaan strategi pembelajaran juga dapat ditentukan langsung oleh guru yang bersangkutan, dengan tujuan strategi yang digunakan tidak menyulitkan guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Artinya, dalam pembelajaran jika tidak di terapkan strategi kemungkinan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sulit untuk di capai, atau membuat peserta didik kesulitan dalam memahami materi pembelajaran, serta membuat kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi monoton, dan menyebkan peserta didik menjadi cepat bosan. Tentu hal-hal tersebut juga harus dihindari karena akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar sangat perlu sekali menggunakan strategi pembelajaran, dan dalam penerapannya juga harus memperhatikan jenis strategi yang digunakan dengan tujuan pembelajaran, waktu pembelajaran, kondisi kelas dan kondisi peserta didiknya.