Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Urgensi Apersepsi Dalam Menentukan Strategi Pembelajaran

JENDELA INFORMASI
Juni 19, 2024, 15:56 WIB Last Updated 2024-06-19T09:00:48Z

URGENSI APERSEPSI DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Oleh (Mauliza Elina. Kepsek SDIT. Yayasan Nurul Yakin dan Mahasiswi Megister Pedagogi Lancang Kuning- Pekanbaru)


Guru yang profesianal adalah guru yang mampu tembus dalam relung hati peserta didik, mampu diterima keberadaannya,dan selalu hadir sebagai penyejuk disaat duka. Guru memang dituntut untuk menjadi multiperan (pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih namun juga berperan sebagai penasehat /teman curhat, model dan teladan sekaligus sebagai pembaharu dalam kehidupan), jika ada peran seorang guru yang terabaikan maka wajar saja pada hasil dan tujuan yang diharapkanpun akan mental dan bisa jadi gagal !!!!


Dalam proses pembelajaran, para guru akan mempelajari konsep-konsep dasar tentang strategi pembelajaran, seperti pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran, serta teori-teori yang mendasarinya. Mereka juga akan mempelajari berbagai jenis pendekatan yang dapat diterapkan dalam strategi pembelajaran. Semua ini bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, dan setiap guru diharapkan memiliki pemahaman yang kuat tentang strategi pembelajaran yang akan mereka gunakan.


Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk mempertimbangkan dengan seksama strategi pembelajaran yang akan dipilih. Keputusan dalam memilih strategi pembelajaran memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat pemahaman dan prestasi belajar siswa.


Tidak ada pendekatan / strategi dan metode yang terbaik bagi seorang guru atau tenaga pendidik, namun yang ada adalah sesuai atau tidaknya pendekatan/strategi tersebut diterapkan dalam proses pembelajaran dengan mengacu pada beragamnya gaya belajar peserta didk baik itu visual, audiovisual, kinestetik, analitik, dan global. Oleh sebab itu sangat penting bagi seorang guru sebelum mengeksplor ilmu atau materi yang akan disampaikan, guru memiliki waktu yang cukup untuk melakukan observasi (mengamati) memahami, dan memutuskan strategi apa yang akan digunakan dalam prosese pembelajaran. Dalam tahapan pembelajaran diawal ada Langkah pembelajaran apersepsi, maka disitulah guru melakukan observasi kemampuan siswa dan gaya belajar siswa yang dominan disuatu kelas. Apersepsi bukan sekadar rangkaian kegiatan, melainkan jembatan yang menghubungkan dunia belajar peserta didik dengan realitas sehari-hari mereka. Dengan mengaitkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik dengan materi yang akan diajarkan, apersepsi menciptakan relevansi dan mempermudah proses pemahaman.


Apersepsi berperan sebagai pendorong motivasi belajar peserta didik. Melalui kegiatan ini, Bapak/Ibu dapat membawa dunia peserta didik ke dalam dunia pembelajaran, menjadikan proses belajar lebih menyenangkan dan bermakna. Dengan motivasi yang tinggi, peserta didik cenderung lebih aktif dan bersemangat dalam memahami setiap materi.


Jika diibaratkan sebagai makanan, apersepsi itu adalah lauknya. Kehadiran apersepsi mampu memberikan cita rasa tersendiri bagi peserta didik. Untuk itulah, rancangan apersepsi tidak boleh asal-asalan. Namun, harus disesuaikan dengan kondisi serta fokus pada peserta didik terhadap suatu permasalahan tertentu. Dengan demikian, perhatian peserta didik lebih mudah untuk dialihkan pada pembelajaran yang sedang berlangsung. Nantinya, tingkat perhatian atau fokus peserta didik pada suatu pembelajaran akan berpengaruh pada tingkat pemahamannya.


Pembelajaran yang efektif melibatkan interaksi aktif antara guru dan peserta didik. Apersepsi dapat digunakan untuk mendorong partisipasi peserta didik, memudahkan mereka dalam memahami setiap materi yang diajarkan. Sebagai contoh, dalam pengajaran TIK, Bapak/Ibu dapat mengajak peserta didik untuk berbagi pengalaman tentang manfaat teknologi informasi yang mereka rasakan dalam kehidupan sehari-hari.Dengan melibatkan kecerdasan emosional dan intelektual peserta didik, apersepsi fondasi utama untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna. Dengan merangkai pengalaman hidup dan pengetahuan yang mereka miliki, kita mampu membentuk keseimbangan antara pembelajaran yang memikat dan pemahaman yang mendalam.


Begitu urgennya apersepsi dalam menentukan strategi dan pendekatan dan metode pembelajaran, maka penulis memberi Kesimpulan bahwa alokasi waktu untuk apersepsi setiap tatap muka dalam belajar itu dinamis dan kondisional.jika dalam praktik nyata terjadi, sebelum seorang guru masuk kekelas dan mengajar ternyata didapati siswa belom kondusif secara emosionalnya,contoh terjadi pertengkaran dan perselisihan dikalangan antar siswa dikelas tersebut, maka guru memberi kesempatan dan mendamping siswa untuk mencari problemsolving dengan masalah yang dihadapi.jika permaslahan mulai terurai dan kondusif maka barulah guru secara perlahan mulai melakukan rangkaian apersepsi berikutnya boleh dengan tepuk tangan, yel-yel, games singkat, bernyanyi atau video edukasi dan motivasi dan dilanjutkan dengan kalimat pertanyaan pemantik dll.


Jangan setengah hati menjadi guru, karena anak didik kita telah membuka sepenuh hatinya untuk kita.guru yang selalu mengajar dengan sepenuh hati akan dikenang walaupun sang guru sudah tiada lagi dibumi.  


Iklan

iklan