Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Ormas Dijatah Tambang, Dr.Ellviriadi, Makhluk Pemberi Rezeki, Iman Tergantung Majikan

JENDELA INFORMASI
Agustus 12, 2024, 23:08 WIB Last Updated 2024-08-12T16:08:53Z


Tingkap.info -- Heboh pemberian jatah tambang kepada Ormas Islam mulai mewarnai perbincangan publik akhir akhir ini. Munculnya hal itu, lantaran pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2024 sebagai revisi dari Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. 


Beleid ini diteken Presiden Joko Widodo pada 30 Mei lalu. Aturan ini memberikan regulasi anyar kepada organisasi Masyarakat keagamaan, di mana mereka dapat mengajukan atau diberikan wilayah izin usaha pertambangan khusus alias WIUPK dari pemerintah. 


Antara Ormas yang menyatakan menerima Nahdhatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan Persatuan Islam (Persis). Ormas yang menolak antara lain Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) sejauh ini menolak tawaran pemerintah.


Untuk menimbang tawaran pemerintah tersebut, kru media kami berhasil menghubungi Pengurus ICMI Dr.Elviriadi Senin malam. (12/8/24).


MasyaaAllah wa Naudzbillah. Ketika ujian datang, maka disaat itulah IMAN yang bicara. Dalam sejarah para tokoh, para pejuang islam, selalu mereka menemukan jawaban dengan mudah. Iman mereka langsung berkata kata. "Ikutanlah Jalan Kebenaran", " ujar alumni UKM Malaysia itu.


Elviriadi menambahkan, tapi seringkali manusia itu alfa dan lupa siapa dirinya.


"Yang banyak terjadi, jika datang tawaran harta, jabatan pangkat. Maka ketika itulah iman didadanya meragu dan mendua. Kemudian datanglah syaitan mendekat kepadanya. Maka keyakinannya pun berubah. Makhluk itu lah yang memberinya rezeki, memberi dirinya dan anak istrinya makan. Boss dikantor itulah yang menentukan nasib sebujur tubuhnya. Kalau sempat di pecat, matilah aku. Diluar sana tak ada lagi rezeki. Bagus aku kompromi dan pura pura tidak tau menau saja, " imbuh putra Kepulauan Meranti itu.


Akademisi yang kerap menjadi ahli pidana perdata di pengadilan itu membeberkan bahaya tambang.


"Jelas tambang itu berbahaya dan merusakan sosio ekologis. Berlawanan dengan Maqasiq Syariah (Tujuan Diturunkannya Syariah). Tak usah diteliti dianalisis segala. Datang aja ke lokasi tambang, terang benderang itu. Setau saya, orang beriman pastilah mampu membedakan Haq-bathil dan baik buruk. Tapi bila iman tinggal retorika kosong untuk membunuh nalar atas kewenangan, maka serahkan dirimu bulat bulat pada makhluk. Bersandar total padanya. Takut dan haraplah pada majikan duniawi, " pungkasnya.***

Iklan

iklan