Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Urus Hutan Adat Sakai, Batu Songgan, Konflik LKA Kepenuhan Rohul, Pakar Lingkungan Meeting Bersama Dirjend Kementerian LHK

JENDELA INFORMASI
Oktober 11, 2024, 17:53 WIB Last Updated 2024-10-11T10:53:34Z


Pekanbaru - Perjuangan tokoh masyarakat Riau Dr Elviriadi mempertahankan hutan tanah negeri Melayu sampai jakarta. 


Kali ini mengurus hutan adat dan mencari solusi konflik antara masyarakat adat dari Lembaga Kerapatan Adat (LKA) Luhak Kepenuhan vs PT.AMR.


Alhamdulillah tadi pak Doktor sudah meeting dengan Pak Dirjend Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian LHK Pak Dr.Mahfudz, Pak Said Direktur PTKL, Ibu Enik, Pak Wahyu Kasubdit Konflik, Mas Dani, beberapa staf , " ungkap Fathurrahman Abdal SH, tim Dr.Elv kepada media ini Jumat petang (11/10).


Adapun yang dibahas antaranya pengusulan Hutan Adat Sakai yang diinisiasi NGO Bahtera Alam (BA). Ada juga Hutan Adat Kenegerian Batu Songgan, Hutan Adat Gajah Bertalut, Hutan Adat Terusan dan Hutan Adat Kenegerian Aur Kuning, Hutan Adat Persukuan Petopang Kuok Bangkinang, yang di inisiasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kampar Himyul Wahyudi.


Wahyu Kasubdit Konflik dalam rapat tadi pagi (11/10) menyatakan untuk Hutan Adat Sakai tinggal menunggu lengkap tim Verifikasi Teknis dari lintas instansi. Lalu di SK dan turun ke Lokasi di Bengkalis. Sedangkan untuk Kampar yang perlu Perda Pengajuan Masyarakat Hukum Adat.


Sementara itu, Pakar Lingkungan Hidup Dr Elviriadi berharap hutan adat segera terealisasi.


"Saya sudah komunikasi ke Pak Dirjend, hutan adat ini emergency. Kalo bisa target 60 hari kerja Pak Dirjend, semua usulan yang mangkrak sejak 2018, 2019 di rapel sampai tuntas. Kan tinggal nunggu beberapa syarat administrasi. Turun aja dulu memberi tanda tanda, pancang, pengumuman dihutan itu kan Ndak masalah. Ini perlu gerak cepat, tangkas dan keberpihakan jelas, " ucap Akademisi yang dikenal vokal.


Elviriadi menambahkan, harapan pengelamatqb hutan tinggal satu satunya hutan adat.


Dalam skema perhutanan sosial itu, hanya hutan adat tak boleh diutak atik. Kalau yang lain kan sama aja paradigma nya merusak hutan, " sindirnya.


Dia berjanji akan terus mengawal usulan hutan adat dengan melakukan loby intensif ke Kementerian LHK.

"Saya kawal terus lah. Jangan dikasi angin lagi. Nanti habis itu, Indonesia jadi negara sawit kering kerontang banjir sungai hancur.. Acch payah kalau gini, " inbuh alumni UKM Malaysia.


Adapun konflik masyarakat Luhak Kepenuhan rencananya diturunkan Tim dari KLHK ke Rokan Hulu.

"Tapi pemerintah tak bisa ditunggu betul. Rakyat lah yang harus pasang badan mati natian. Kalau hak kita, ngapa ragu. Gass full laaaaaaa, " pungkas peneliti Badan Bercula yang ikhlas gundul permanen demi hutan adat.

Iklan

iklan