Pekanbaru, Tingkap.info -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan sebagian besar sumber konflik pilkada berasal dari ketidaknetralan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).
Tito mengungkap ada calon kepala daerah yang sudah menaruh orang sejak awal di KPUD. Hal itu dilakukan untuk mempengaruhi penyelenggaraan pemilu.
"Mohon maaf, hampir 50-60 persen persoalannya, awalnya dari KPU. Bukan KPU pusat ya, KPUD. Karena masang anggota KPU komisioner," kata Tito pada Rakor Kesiapsiagaan dan Kelancaran Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 di Jakarta, Rabu (13/11).
Tito mengatakan pemilihan anggota KPUD sudah mirip pemilihan kepala daerah. Masing-masing calon berlomba menempatkan orang mereka.
Menyikapi pernyataan Mendagri tersebut, Tokoh masyarakat Riau Dr Elviriadi menyambut positif.
Bagus sekali pandangan pak Menteri Tito. Memang iyeee tuuu...dah rahasia umum. Itulah namonyo manusia, pasti ingin menang kalau bersaing, " ujar putra Meranti kepada media ini Sabtu (16/11/24).
Akademisi yang kerap jadi ahli di pengadilan itu menyatakan modus yang digunakan calon beragam.
"Biasa nya dari jalur kenalan perkawanan dengan komisioner. Kadang karena sesama organisasi, atau ikatan lainnya. Yang paling kuat mempengaruhi apabila dia Incubanbent, punya power kuat. Maka tinggal angkat telp , putus makrifat, " sundir alumni UKM Malaysia.
Elviriadi menambahkan, konflik kepentingan semacam itu sangar sulit dicegah karena sudah mengakar dalam budaya politik Indonesia.
"Achhh Mane bisa di cegah dan dimusnahkan itu. Namonyo orang Indonesia, tak sampai hati lah, segan lah, orang besar lah, takut resiko di pinggir kan lah, akhirnya terjadilah yang di bilang pak Tito, " imbuhnya.
Karena itu, kata pengurus KAHMI Nasional itu, solusi satu satunya, adalah KPK RI sadap nomor HP Komisioner.
"Sadap, ikuti pembicaraan, kepung lokasi, tangkap langsung. Jadi tak bisa berkelit lagi ini itu. Kalau tak gitu, lelamo temakol Sungai Apit Meloncat ke pangkuan Cukong Donatur Pilkada takut dikejar KPK. Kepunan telouw temakol Cukong Donaturlaaaaah, " pungkas peneliti donatur yang ikhlas gundul pacul demi hutan Tropis.***