Pekanbaru - Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Provinsi Riau meluncurkan program baru bertajuk Kajian Rutin Pemuda Riau (Kantin Pemuda Riau) sebagai wadah diskusi strategis bagi generasi muda. Program ini diresmikan pada Jumat, 6 Desember 2024, bertempat di Kedai Kopi Kede Kito, Jalan Arifin Ahmad, Pekanbaru. Acara perdana ini mengusung tema “Menerka Tingkat Keberhasilan Pilkada di Provinsi Riau.”
Dipimpin oleh Ketua Umum PW GPII Riau, Tata Haira, S.H., M.H., dan Sekretaris Umum Zainuddin, S.T., program Kantin Pemuda Riau dirancang untuk membahas isu-isu sosial, politik, dan demokrasi secara rutin setiap bulan. "Kami ingin memberikan ruang bagi pemuda untuk mengkritisi dan berkontribusi terhadap perkembangan demokrasi di Riau," ujar Zainuddin.
Peserta dan Fokus Diskusi
Acara peluncuran ini dimoderatori oleh Ketua Bidang Kaderisasi PW GPII Riau Randi Arriavinandi dihadiri berbagai pihak, termasuk pakar politik, akademisi, organisasi kepemudaan, serta perwakilan dari GPII Riau, GPII Kabupaten Siak, HMI Badko Riau-Kepri, dan sejumlah organisasi lainnya.
Diskusi berfokus pada analisis demokrasi dan evaluasi Pilkada 2024 di Riau. Anton Merciyanto menyoroti kelemahan partai politik dalam mendengarkan aspirasi anggota dan masyarakat, serta rendahnya partisipasi pemilih di Kota Pekanbaru. Ia menegaskan perlunya reformasi partai agar lebih demokratis dan inklusif.
Sementara itu, DR. Moris Adidi Yogia memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Pilkada Riau yang dinilai cukup baik berdasarkan tiga indikator: kelengkapan tahapan demokrasi, minimnya konflik, dan tingkat partisipasi politik. Ia mencatat partisipasi pemilih mencapai 46,9% untuk Pilkada dan 61% untuk Pemilihan Gubernur, meskipun angka tersebut masih perlu ditingkatkan.
Kritik terhadap Partisipasi Rendah di Pekanbaru
Sekretaris Umum GPII Riau, Zainuddin, menyoroti rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Pilwako Kota Pekanbaru. “Sebagai pusat politik di Riau, Pekanbaru seharusnya menjadi contoh keberhasilan demokrasi. Rendahnya partisipasi pemilih adalah tanggung jawab bersama, termasuk KPU, Bawaslu, dan penyelenggara Pilkada,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya pengawasan hukum untuk memastikan proses Pilkada berjalan jujur dan adil. “Jika ada indikasi kecurangan atau permainan tidak sehat, aparat penegak hukum harus bertindak tegas demi menjaga kepercayaan publik,” tambah Zainuddin.
Mendorong Demokrasi yang Lebih Baik
Dalam diskusi, Maruli Hasibuan, S.Hi., M.H., menjelaskan bahwa demokrasi sejalan dengan ajaran Islam dan mendorong masyarakat untuk mendukung proses demokrasi secara konstruktif. Ia menekankan pentingnya memahami nilai-nilai demokrasi agar dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Para pembicara sepakat bahwa meskipun ada banyak tantangan, demokrasi di Riau memiliki potensi untuk berkembang lebih baik. Transparansi, reformasi partai politik, dan keterlibatan aktif masyarakat dianggap sebagai kunci kemajuan.
Melalui program Kantin Pemuda Riau, GPII berharap dapat menjadi ruang strategis bagi pemuda untuk berkontribusi dalam pembangunan demokrasi yang lebih inklusif dan representatif di Provinsi Riau.
Laporan : Randi