Tingkap.info -- Tepat jam 12 siang tadi, Sabtu (4/1/25) pakar lingkungan dan rombongan tiba di Desa Teluk Pulau Hulu Kecamatan Rimbo Melintang Rokan Hilir.
Didampingi Rahmat Tokoh Masyarakat Rohil Duri, Sulaiman, Jeni dan Auzar , Pakar Lingkungan asal Meranti itu memasuki Desa Jumrah.
"Alhamdulillah pak Doktor tiba di Desa Jumrah, sekitar 40 meter dari sini terdapat tanah Pak Kama, yang diwariskan ke Pak Awzar. Tapi sedang di akui juga sebagai areal PT.Sendora Seraya, " ujar Rahmat sang tokoh LSM kepada media ini Ahad (5/1/25).
Setiba di lokasi konflik, Dr Elviriadi langsung menemui Pak Tabrani, saksi kunci Tanah Pak Kama.
"Beliau ini (pak Tabrani) saksi kunci dan sekaligus pelaku sejarah. Beliau lah yang menakik getah pak Kama puluhan tahun. Beliau ini harus di jaga, dan di expose. Tidak saja di Riau, tidak saja di Jakarta. Bahkan akan kita expose sampai ke Singapura, India dan Eropa, " ujar putra Selatpanjang yang dikenal vokal itu.
Konflik agraria di Rohil sejauh ini sudah menimbulkan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat yang terlibat. Dampak tersebut meliputi kerugian ekonomi, kerusakan lingkungan, ketegangan sosial, dan pelanggaran hak asasi manusia.
Elviriadi menilai Kemampuan negara untuk menyelesaikan konflik agraria dinilai tidak seimbang dengan letusan konflik yang muncul. Pembiaran terhadap konflik terus berulang dan menjadi warisan turun-temurun dari setiap pemerintahan. Akibatnya, konflik berkembang dan bermetamorfosis menjadi sesuatu yang lebih kompleks.
Konflik warga dengan Korporasi, tambah Elviriadi, harus diselesaikan sampai ke Users International. Kalau cuma di seputar Riau, Jakarta, Kementerian, alamat kalah lah. Kepunan nak meraso ladang lamo tu. Yang Ado burung hantu melompat dari sawit cukong sambil mengintai cacing kerawit. Kepunan telouw temakol burung kerawit laaaaaaaaah, " pungkas peneliti cacing yang ikhlas gundul permanen demi hutan Berkey.***