Pekanbaru, Tingkap.info – Dua mahasiswa asal Kabupaten Pelalawan menyampaikan kekecewaan terhadap Gubernur Riau, Abdul Wahid, atas kurangnya perhatian terhadap bencana banjir yang terus berulang di wilayah mereka. Aksi protes ini mereka sampaikan dengan membawa karton bertuliskan “Riau Bermarwah, Pelalawan Berkuah”, sebagai sindiran atas kondisi banjir yang semakin parah.
Salah satu mahasiswa, Rorin Ardiansyah, yang juga merupakan warga terdampak banjir, mengungkapkan bahwa frekuensi banjir di Pelalawan semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Dulu, banjir di Pelalawan terjadi sekali dalam lima tahun. Tapi dalam dua tahun terakhir, kami mengalaminya setidaknya sekali setahun. Bahkan di tahun 2025 ini, banjir terjadi setiap dua bulan sekali,” ungkap Rorin kepada media, Sabtu (09/03/2024).
Ia menekankan bahwa dampak banjir tidak hanya menghantam sektor perekonomian masyarakat, tetapi juga menghambat akses pendidikan dan kesehatan. Menurutnya, kondisi ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah provinsi.
Mahasiswa tersebut juga menuntut Gubernur Riau untuk mengusut tuntas pengelolaan dan manajemen PLTA Koto Panjang, yang menurut mereka tidak lagi berjalan dengan baik.
"Kami meminta Gubernur Riau Abdul Wahid untuk segera mengambil tindakan dan tidak hanya diam melihat kondisi ini. Kami juga mendesak agar pengelolaan PLTA Koto Panjang diaudit dan diperbaiki, karena kami menilai ada kegagalan dalam manajemennya," tegasnya.
Sebagai bentuk peringatan, mereka juga menyatakan siap melakukan aksi lebih besar jika tuntutan mereka tidak diindahkan.
"Jika aspirasi kami tidak didengar, kami akan turun ke jalan bersama masyarakat Pelalawan. Bahkan, kami tidak segan untuk memblokade kantor Gubernur sebagai bentuk protes,” pungkas Rorin.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Gubernur Riau terkait tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa tersebut. Namun, aksi ini mencerminkan semakin tingginya keresahan masyarakat atas bencana banjir yang terus melanda Pelalawan tanpa adanya solusi nyata dari pemerintah.
Laporan : Salamuddin Toha